Safari Politik Kerja di Halmahera Barat menjadi moment penting bagi salah satu anggota DPD RI dapil Maluku Utara. R. Graal Taliawo, setelah dilantiknya, menjalankan berbagai kegiatan di berbagai daerah, termasuk Halmahera Barat. Dalam agendanya, Graal mengutamakan kunjungan untuk memahami kondisi masyarakat dan mendiskusikan berbagai tantangan yang dihadapi.
Mengapa kunjungan ini penting? Halmahera Barat memiliki karakteristik dan permasalahan yang unik, terutama dalam hal aksesibilitas dan infrastruktur. Di era modern ini, tantangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat seharusnya bukan hanya menjadi isu lokal, tetapi juga memerlukan perhatian dari pemerintah pusat. Dengan banyak keluhan yang disampaikan oleh masyarakat, semua harus menjadi evaluasi untuk perbaikan ke depan.
Perjalanan Menantang di Halmahera Barat
Dalam kunjungan ini, Graal mengunjungi beberapa desa di Kecamatan Loloda, yang dikenal dengan keterbatasan transportasi. Banyak desa di daerah ini hanya dapat diakses melalui jalur laut, sehingga menghadirkan tantangan tersendiri bagi penghubungan antardesa. Sesampainya di sana, Graal mengungkapkan bahwa infrastruktur jalan darat yang ada masih sangat minim.
Penduduk setempat mengandalkan kapal fiber atau longboat untuk berpindah antar desa. Ini menimbulkan kesulitan, terutama ketika cuaca tidak mendukung. Ketika air laut surut, akses menuju desa bisa terhambat, bahkan nyawa warga bisa terancam saat membutuhkan fasilitas kesehatan. Graal menekankan pentingnya perhatian pemerintah untuk membangun jalan darat yang memadai.
Diskusi Substansi dan Tantangan Sosial
Dalam diskusinya, Graal ingin mengedukasi masyarakat tentang pentingnya keberadaan lembaga legislatif. Ia menyampaikan berbagai informasi mengenai fungsi DPD, termasuk pengawasan atas kebijakan pemerintah. Diskusi ini juga mencakup hubungan antara pendidikan politik dan kehidupan sehari-hari masyarakat. Menariknya, respon masyarakat sangat positif terhadap pendekatan ini.
Salah satu peserta diskusi mengungkapkan rasa terima kasihnya, menganggapnya sebagai kesempatan langka untuk berdialog secara langsung mengenai hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sangat menghargai transparansi dan keterlibatan inisiatif pembangunan.
Masalah lain yang mencuat dalam diskusi adalah mengenai pembangunan Rumah Sakit yang dipindahkan dari Kecamatan Loloda. Warga mempertanyakan alasan di balik keputusan tersebut dan merasa ada yang tidak beres dengan kebijakan tersebut. Pemindahan ini dianggap merugikan masyarakat yang sudah menantikan fasilitas kesehatan yang vital.
Selain itu, isu infrastruktur jalan juga terangkat, di mana masyarakat berulang kali menyuarakan kebutuhan akan akses jalan yang lebih baik. Mereka berpendapat bahwa pembangunan jalan darat akan sangat mempengaruhi mobilitas dan peluang ekonomi mereka sebagai petani dan pekebun.
Diskusi ini tidak hanya mengungkapkan harapan, tetapi juga ketidakpuasan terhadap layanan publik yang selama ini masih kurang optimal. Observasi terhadap pengelolaan sampah di daerah pesisir juga menjadi sorotan. Belum ada sistem yang jelas untuk menangani masalah ini, bisa dilihat dari bagaimana sampah masih dibuang sembarangan.
Satu hal yang sangat penting adalah keterlibatan masyarakat dalam setiap proses pengambilan keputusan. Jika segenap pemangku kepentingan bersinergi, maka banyak masalah yang selama ini ada bisa teratasi. Graal berharap bahwa melalui interaksi dan diskusi ini, mereka bisa saling mendukung untuk pembangunan Maluku Utara yang lebih baik.
Semua evaluasi dari masyarakat akan Graal formulakan dan segera ditindaklanjuti dengan kementerian terkait, agar semua harapan dan aspirasi mereka tidak hanya menjadi wacana. Penting untuk mengubah setiap masukan yang ada menjadi langkah konkret dalam pembangunan daerah.
