Pembangunan masyarakat tidak hanya melibatkan infrastruktur, tetapi juga menyentuh aspek sosial dan kebersihan lingkungan. Mahasiswa dari program Kuliah Kerja Sosial dan Dakwah (KKSD) UMMU baru-baru ini melaksanakan kegiatan pengabdian di desa Gorua Selatan, Halmahera Utara, Maluku Utara, yang dimulai pada 10 Mei 2025. Ini adalah contoh nyata bagaimana keterlibatan mahasiswa dapat memberikan dampak positif bagi komunitas.
Selama seminggu terakhir, para mahasiswa terlibat dalam berbagai kegiatan, mulai dari pembersihan kantor desa hingga mencatat penduduk. Setiap aktivitas yang dilakukan memiliki tujuan untuk membangun kebersihan dan keteraturan. Luasnya cakupan kegiatan ini mencerminkan keseriusan para mahasiswa dalam memberikan kontribusi bagi masyarakat setempat.
Kegiatan Bakti Sosial: Membangun Kebersamaan dan Kepedulian
Salah satu kegiatan utama yang dilakukan mahasiswa KKSD UMMU adalah pembersihan area kuburan dan masjid Istiqlal yang terletak di tengah desa. Pada hari-hari tertentu seperti Minggu dan Senin, mereka bekerja bersama warga setempat dalam membersihkan area kuburan dari rumput liar dan semak-semak yang mengganggu. Ini bukan hanya soal kebersihan, tetapi juga bentuk penghormatan kepada para leluhur yang telah mendahului.
Data menunjukkan bahwa kegiatan kebersihan semacam ini dapat meningkatkan rasa kepemilikan dan solidaritas di kalangan warga. Aninda M Hi. Saleh, sebagai koordinator desa mahasiswa KKSD Gorua Selatan, menyatakan bahwa kegiatan ini diawali sejak pukul 07.00 WIT dengan semangat gotong royong. Hal ini memperlihatkan bahwa ketika masyarakat dan mahasiswa bersatu, hasil yang dicapai dapat lebih maksimal.
Strategi Membangun Hubungan dengan Masyarakat
Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya memberikan kontribusi fisik tetapi juga menciptakan keterhubungan yang lebih dalam dengan masyarakat. Menurut Ikhy Tuguis, seorang peserta KKSD, momen berinteraksi dengan warga saat kerja bakti sangat berharga. Ini adalah cara yang efektif untuk menjalin silaturrahmi dan memahami permasalahan yang dihadapi oleh warga.
Selanjutnya, kegiatan di masjid Istiqlal menunjukkan sisi lain dari kolaborasi ini. Mahasiswa membantu membersihkan halaman masjid, menyapu, dan mengepel lantai. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menciptakan suasana ibadah yang lebih bersih dan nyaman bagi masyarakat. Dengan lingkungan yang bersih, harapannya warga dapat lebih khusyuk dalam beribadah dan merasa lebih menghargai tempat ibadah mereka.
Penutupan kegiatan ini bukan hanya sekadar aktivitas fisik, tetapi juga merupakan bentuk komitmen mahasiswa untuk berkontribusi secara positif kepada masyarakat. Kegiatan pengabdian seperti ini menciptakan peluang untuk belajar dan saling memahami antara mahasiswa dan warga desa. Ini adalah contoh nyata betapa pentingnya membangun ikatan sosial yang kuat di dalam masyarakat.
Dengan kolaborasi yang syarat akan makna ini, diharapkan ke depannya mahasiswa dan masyarakat dapat terus bekerja sama dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat. Semangat gotong royong yang jelas terlihat dalam kegiatan ini adalah pondasi yang kuat untuk membangun perubahan. Dalam perjalanan menuju pengembangan masyarakat, keterlibatan semua pihak sangatlah penting.