Kunjungan Kerja yang Menyentuh Masyarakat — Kapolda Maluku Utara Irjen Pol Waris Agono bersama Ketua Bhayangkari Daerah Sari Waris Agono melaksanakan kunjungan kerja di desa Wangongira, kecamatan Tobelo Barat, kabupaten Halmahera Utara. Kunjungan ini berlangsung pada Sabtu, 28 Juni 2025, dan menjadi titik awal untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan masyarakat setempat.
Kedatangan Kapolda disambut hangat oleh masyarakat melalui tarian penyambutan dan atraksi Cakalele, yang merupakan bentuk penghormatan kepada tamu kehormatan. Tindakan ini mencerminkan kearifan lokal yang tetap terjaga meski dalam arus modernisasi yang cepat.
Tradisi dan Penyambutan Masyarakat Adat
Dalam kunjungan ini, Kapolda dan rombongan disambut dengan meriah oleh masyarakat dengan jamuan adat. Penyambutan yang sarat makna ini menjadi cermin dari kekayaan budaya dan tradisi setempat. Hadir dalam acara tersebut adalah Sekretaris Daerah Halut EJ Papilaya dan Kapolres Halut AKBP Faidil Zikri, serta berbagai pejabat penting lainnya. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh terhadap kegiatan yang mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal.
Rangkaian acara dimulai dengan sarapan pagi di Marahai Park. Selanjutnya, rombongan beranjak menuju desa Wangongira dan sampai sekitar pukul 10.00 WIT. Di sini, Kapolda meresmikan berbagai fasilitas, termasuk penandatanganan prasasti yang menandai secara resmi kehadiran negara dalam bentuk dukungan terhadap desa adat.
Peresmian Fasilitas dan Keterlibatan Masyarakat
Kapolda meresmikan fasilitas air bersih dan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) yang dibangun untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Peresmian bukan hanya sekadar acara simbolis; itu adalah wujud nyata kehadiran pemerintah dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Selain itu, Kapolda juga berpartisipasi dalam ritual adat masyarakat O’Hongana Manyawa, yang menekankan pentingnya menghormati dan melestarikan tradisi lokal di tengah arus perkembangan zaman.
Dalam sambutannya, Kapolda mengajak semua pihak untuk mendukung masyarakat hukum adat agar tetap eksis dan berkembang meskipun menghadapi tantangan dari perkembangan industri, terutama di sektor pertambangan. Dia menekankan bahwa masyarakat adat tidak boleh menjadi korban dari pembangunan yang mengesampingkan partisipasi mereka.
“Pembangunan yang tidak inklusif dapat merugikan mereka dan menghancurkan nilai-nilai yang mereka anut,” tegas Kapolda. Ia menyerukan perlunya kolaborasi antara pemerintah daerah, lembaga adat, dan akademisi untuk melindungi hak-hak masyarakat adat, yang merupakan bagian integral dari identitas budaya kita.
Kapolda juga menunjukkan kepedulian melalui penyerahan bantuan kemanusiaan berupa sembako kepada warga setempat, yang menjadi simbol keterlibatan dan perhatian Polri terhadap masyarakat. Kegiatan ditutup dengan ramah tamah serta makan siang bersama, yang menjadikan suasana semakin akrab dan hangat.
Kunjungan ini memang lebih dari sekadar seremonial; ini adalah bagian dari komitmen Kapolda untuk memperkuat sinergi antara Polri dan masyarakat. Dengan memberikan ruang bagi masyarakat untuk terlibat aktif dalam proses pembangunan, kita menciptakan sebuah masyarakat yang tidak hanya makmur, tetapi juga sejajar dalam mengelola sumber daya dan warisan budaya.