(Refleksi Masa Bersama Pemimpin Universitas)
Oleh: Arman Adam Ibrahim
Pengalaman mendampingi seorang pemimpin di dunia pendidikan adalah perjalanan yang penuh makna. Sejak 24 Agustus 2021, saya resmi mendampingi seorang rektor terpilih untuk memimpin selama empat tahun ke depan. Perasaan campur aduk mewarnai hari-hari pertama saya; antara rasa gugup dan harapan untuk dapat menjalani tugas dengan baik. Saya harus beradaptasi dengan dinamika pekerjaan dan tanggung jawab yang besar di dalam maupun di luar kampus.
Awal tugas selalu menjadi momen yang mendebarkan. Saat pertama kali berada di dalam mobil dengan beliau, setiap kata dan tindakan saya terasa terukur. Kewaspadaan penuh diperlukan untuk menjaga etika komunikasi kami. Meskipun tampak santai dan terkadang bercanda, saya tetap berusaha menghormati posisi beliau dan menjalani tugas ini dengan sepenuh hati. Seiring berjalannya waktu, ketegangan tersebut perlahan memudar, dan saya mulai merasakan keakraban dalam lingkungan kerja.
Disiplin dan Kesungguhan dalam Kepemimpinan
Pemimpin yang saya damping selama periode ini dikenal dengan disiplin yang sangat tinggi. Dalam berbagai aktivitas, beliau selalu menekankan pentingnya ketepatan waktu dan disiplin dalam bekerja. Komitmen beliau terhadap keamanan kampus membuat saya terkesan. Setiap kali kampus memasuki masa libur, beliau tak segan mengingatkan saya untuk tetap menjaga kondisi kampus dan memastikan keamanan terjaga. Pengalaman ini mengajarkan saya betapa pentingnya perhatian terhadap aspek-aspek yang sering diabaikan dalam lingkungan pendidikan.
Beliau selalu berkoordinasi dengan petugas keamanan dan memastikan informasi terkini diterima dengan baik. Ini menunjukkan kepedulian beliau tidak hanya terbatas pada urusan internal universitas, tetapi juga berorientasi pada keselamatan bagi semua civitas akademika.
Pembangunan Fasilitas untuk Memajukan Universitas
Selama masa kepemimpinan, kami menyaksikan berbagai kemajuan fisik. Banyak gedung baru yang dibangun untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Salah satu yang paling menonjol adalah Gedung SBSN, yang diresmikan oleh seorang menteri pendidikan. Ini merupakan simbol dari komitmen kami untuk memberikan yang terbaik bagi mahasiswa dan pengajaran di universitas ini.
Pembangunan gedung-gedung baru bukan hanya sekedar penambahan infrastruktur. Ini mencerminkan sinergi antara universitas dan pemerintah daerah untuk menciptakan fasilitas yang nyaman bagi mahasiswa. Melalui kerja sama ini, kami berharap mampu mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi dalam dunia pendidikan, termasuk dalam hal teknologi dan aksesibilitas.
Selain infrastruktur, perhatian juga diberikan pada aspek pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT). Dalam berbagai pertemuan, beliau selalu menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah daerah untuk membantu mahasiswa dari berbagai latar belakang agar tetap mendapatkan akses pendidikan yang layak.
Dari pengalaman ini, saya memahami arti penting kepemimpinan yang peka terhadap kebutuhan masyarakat. Pemimpi yang baik akan selalu berusaha untuk tidak hanya memenuhi tanggung jawab administratif, tetapi juga memahami konteks sosial yang ada.
Berfokus pada pendidikan bukan hanya menyangkut pembangunan gedung, tetapi juga bagaimana kami dapat menjangkau dan membantu mahasiswa dari daerah yang kurang mampu. Ini adalah prioritas yang selalu disuarakan oleh beliau.
Selain itu, saya juga belajar tentang pentingnya keseimbangan antara kerja dan keluarga. Beliau menunjukkan bagaimana seorang pemimpin harus mampu mengatur waktu untuk keluarga dan tetap menjalankan tanggung jawab kantor. Kesempatan beliau mengantar istrinya ke tempat kerja setiap pagi membuat saya terkesan. Ini adalah contoh nyata betapa pentingnya menjaga keharmonisan dalam keluarga, bahkan di tengah kesibukan sebagai seorang rektor.
Nilai sosial tinggi juga terpancar dalam sikap beliau. Di lingkungan masyarakat, beliau dikenal sebagai orang yang peduli dan aktif berkontribusi. Masyarakat sekitar menghormati beliau, dan dari pengalaman saya, saya tahu bahwa sikap positif ini membantu menciptakan ikatan kuat antara universitas dan masyarakat.
Tidak hanya di dalam kampus, namun kontribusi beliau terlihat jelas di lingkungan sekitar. Banyak orang menceritakan kebaikan beliau, dan hal ini tentu menambah nilai positif bagi lembaga pendidikan yang diwakili.
Saat bekerja, saya banyak belajar dari setiap momen. Dalam perjalanan panjang sebagai pendamping, kami sering berdiskusi tentang banyak hal. Terkadang percakapan santai berisi nasihat berharga. Salah satu nasihat beliau yang saya ingat adalah pentingnya bekerja dengan ikhlas. “Jika kita bekerja ikhlas, hal-hal yang sulit akan terasa lebih ringan,” ujarnya. Nasihat ini menjadi pegangan bagi saya, memberi makna lebih dalam terhadap tugas yang diemban.
Pengalaman selama empat tahun ini membawa banyak kenangan berharga dan pelajaran hidup. Dari awal yang penuh ketegangan hingga memahami pentingnya disiplin, empati, dan menjaga hubungan baik di lingkungan kerja sehingga menciptakan atmosfer yang harmonis. Kini saatnya penugasan ini berakhir, namun pengalaman dan pelajaran yang didapat akan selalu terukir dalam ingatan.
Ternate, 27 Juni 2025